Sebelumnya admin udah memposting ihwal pengertian larutan dan pengertian sifat koligatif larutan. Pada postingan kali ini akan mengulas ihwal contoh-contoh sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pembahasan sebelumnya, sifat koligatif larutan ada empat, yakni penurunan tekanan uap pelarut, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan. Berikut misalnya masing-masing sifat tersebut.
Contoh Penurunan Tekanan Uap Pelarut
Untuk materi dan pola soal ihwal penurunan tekanan uap pelarut sanggup dilihat pada postingan penurunan tekanan uap larutan nonelektrolit. Untuk contoh-contohnya yakni:
1. Mendapatkan Benzena Murni
Tahukah kau materi bakar untuk pesawat terbang? Bahan bakar untuk pesawat terbang berjulukan avgas (aviation gasoline) atau yang lebih dikenal dengan nama bensol. Nama lain dari bensol yaitu benzena. Benzena yaitu kandungan alami dalam minyak bumi. Benzena biasanya tercampur dengan toluena yang membentuk larutan benzena-toluena. Bagaimana mendapat benzena murni apabila larutan yang terdiri atas benzena dan toluena yang mempunyai fraksi mol yang sama? Untuk mendapat benzena murni memakai pemisahan gabungan dengan distilasi bertingkat, dengan mengguakan prinsip berbedaan tekanan uap antara zat pelarut dengan zat terlarut.
2. Kolam Apung
Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya Ancol Jakarta merupakan pola terjadinya penurunan tekanan uap pelarut. Air yang berada di kolam apung ini mempunyai kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata dilautan. Air atau pelarut yang ada dikolam apung ini sulit menguap lantaran tekanan uap pelarut menurun disebabkan lantaran konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi. Semakin banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena mempunyai konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada ketika kita berenang di sini akan mengapung atau tidak tenggelam.
Contoh Penurunan Titik Beku
Untuk materi dan pola soal ihwal penurunan titik beku pelarut sanggup dilihat pada postingan penurunan titik beku larutan nonelektrolit. Sedangkan untuk contoh-contohnya yakni:
1. Membuat Campuran Pendingin pada Es Putar
Mungkin kau tidak aneh dengan yang namanya es putar. Untuk menciptakan es putar dibutuhkan yang namanya cairan pendingin. Cairan pendingin merupakan larutan basah yang mempunyai titik beku jauh di bawah 0°C. Secara sederhana, cairan pendingin dibentuk dengan melarutkan banyak sekali jenis garam ke kepingan es batu. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibentuk dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es kerikil dalam sebuah ember berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es kerikil akan mencair sedangkan suhu gabungan turun. Sementara itu, gabungan materi pembuat es putar dimasukkan dalam ember lain yang terbuat dari materi stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga gabungan membeku.
2. Membuat Zat Antibeku pada Radiator Mobil
Mungkin kalian akan berpikir, bagaimana bisa air radiator di negara yang mempunyai empat demam isu tidak membeku pada demam isu salju. Seharusnya di kawasan yang mempunyai iklim dingin, air radiator pada kendaraan beroda empat akan gampang sekali membeku. Jika air radiator membeku maka akan merusak komponen kendaraan beroda empat tersebut. Untuk mengatasi semoga air radiator tidak gampang membeku, maka ditambahkan cairan yang sulit membeku yakni etilen glikol. Dengan penambahan cairan ini, nantinya air radiator tidak gampang membeku lantaran terjadi penurunan titik beku cairan radiator.
3. Mencairkan Salju di Jalan Raya
Di negara-negara yang mengalami demam isu salju, kendaraan beroda empat akan mengalami kesulitan ketika melintasi jalan raya lantaran jalan raya tertutup salju yang cukup tebal. Salju ini bisa mengakibatkan kendaraan tergelincir atau selip lantaran licin sehingga perlu dibersihkan. Untuk membersihkan salju di jalan raya biasanya ditaburi dengan gabungan garam NaCl dan CaCl2. Penaburan garam ini akan menurunkan titik beku salju tersebut, sehingga salju kembali menjadi air. Semakin tinggi konsentrasi garam, maka makin menurun titik bekunya, sehingga salju akan makin banyak yang mencair.
4. Antibeku dalam Tubuh Hewan
Tahukah kau kenapa binatang yang berada di kutub utara maupun di kutub selatan tidak membeku atau mati. Hal ini disebabkan lantaran dalam badan binatang tersebut terdapat zat antibeku. Sehingga binatang yang berada di kawasan yang beriklim sangat hirau taacuh bisa bertahan hidup.
5. Penambahan Antibeku Pada Minyak Kelapa
Jika kita menciptakan minyak kelapa tradisional, minyak yang dihasilkan akan akan cepat membeku. Pada pagi hari minyak kelapa akan membeku lantaran mempunyai titik beku yang tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada minyak kelapa ditambahkan garam-garaman atau vitamin E semoga terjadi penurunan titik beku, sehingga minyak kelapa tidak gampang membeku pada suhu rendah.
Contoh Kenaikan Titik Didih
Untuk materi dan pola soal ihwal kenaikan titik didih pelarut sanggup dilihat pada postingan kenaikan titik didih larutan nonelektrolit. Dalam dunia industri yang berkembang pesat ini, kenaikan titik didih sangat penting dipelajari dan dipahami lantaran pada suatu proses materi industri perlu diketahui kenaikan titik didihnya. Berikut pola ihwal kenaikan titik didih larutan.
1. Distilasi
Distilasi yaitu proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan secara perlahan semoga zat terlarut menguap dan sanggup dipisahkan dengan pelarutnya. Kaprikornus sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut semoga waktu yang dibutuhkan untuk mendidihkan larutan tersebut sanggup diketahui. Kenaikan titik didih juga dipakai untuk mengklasifikasikan materi bakar yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Air mendidih
Titik didih zat cair yaitu suhu tetap pada ketika zat cair mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya penguapan di seluruh cuilan zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1 atmosfer. Titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan adanya partikel – partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi kejadian penguapan partikel – partikel pelarut. Oleh lantaran itu, penguapan partikel–partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut sebagai kenaikan titik didih. Contohnya air mendidih pada 100 °C pada tekanan 1 atm. Jika air tersebut ditambahkan dengan garam maka titik didihnya menjadi lebih dari 100 °C pada tekanan yang sama. Itu artinya air pada larutan garam mengalami kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih larutan garam ini tergantung dari konsentrasi garam di dalam air, semakin banyak kandungan garam maka kenaikan titik didihnya makin tinggi.
Contoh Tekanan Osmotik
Agar lebih gampang memahami pola tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari, lebih baik pahami terlebih dahulu teorinya, silahkan baca tekanan osmosis pada larutan. Sedangkan untuk misalnya silahkan simak di bawah ini.
1. Mengontrol Bentuk Sel
Pernahkah kau melihat pasien yang dipasangi infus di rumah sakit. Cairan infus yang dimasukan ke dalam badan pasien melalui pembuluh darah dengan selang khusus harus mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan cairan sel-sel darah. Jika larutan pada cairan infus mempunyai tekanan yang lebih tinggi (hipertonik) atau lebih rendah (hipotonik) maka sel-sel darah akan mengalami kerusakan sehingga sangat membahaykan pasien. Kaprikornus pola penerapan tekanan osmosis yaitu untuk mengotrol bentul sel semoga tidak pecah atau mengalami kerusakan.
2. Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi basuh darah (hemodialisis) dengan memakai mesin dialisis. Mesin mesin dialisis ini memakai prinsip tekanan osmosis larutan. Terapi pada hemodialisis memakai metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil ibarat urea dari dalam sel darah melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak sanggup ditembus oleh molekul besar ibarat protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
3. Pengawetan Selai
Industri kudapan sering memanfaatkan konsep tekanan osmosis pada pengawetan selai. Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses pengawetan lantaran gula membantu membunuh basil yang bisa menimbulkan botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan basil Clostridium botulinum. Bila sel basil berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak keluar dari sel basil ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation), mengakibatkan sel basil tersebut mengerut dan hasilnya tidak berfungsi lagi.
4. Membasmi Lintah
Cara paling ampuh untuk membasmi lintah atau pacet yaitu dengan menaburkan sejumlah garam dapur (NaCl) ke permukaan badan lintah atau pacet. Pembasmian lintah dengan garam dapur merupakan penerapan dari tekanan osmosis. Garam dapur bisa menyerap air yang ada di dalam badan lintah, sehingga lintah akan kekudarangan air dan pada hasilnya akan mati.
5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Bagaimana caranya semoga air bisa hingga ke seluruh cuilan tanaman? Air yang ada di dalam tanah akan diserap oleh akar. Bagaimana bisa? Dalam tumbuhan mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air yang ada di dalam tanah. Karena tumbuhan hipertonik maka air dalam tanah sanggup diserap oleh tumbuhan dan diedarkan ke seluruh cuilan tanaman.
6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Seiring perkembangan masusia yang pesat, sulit untuk akan mencari sumber air higienis secara alami. Apalagi periode sekarang, beberapa negara dibelahan dunia sulit mendapat air bersih. Untuk itu insan mencoba memanfaatkan bahari sebagai sumber air higienis dengan metode osmosis balik. Osmosis balik yaitu peresapan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jikalau kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik dipakai untuk menciptakan air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air bahari yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut.
Nah itu pola sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari. Mohon maaf jikalau ada kata-kata atau goresan pena yang keliru dalam postingan ini. Jika kau menemukan pola lain ihwal sifat kligatif larutan, bisa bagikan kepada sobat mafia, melalui kolom komentar di bawah ini.