9Trendingtopic - Korban bencana kendaraan beroda empat yang karam di Danau Batur membeberkan kalau ada seorang kakek bau tanah yang mengikuti ketika pulang dari kuburan Terunyan, Bali.
Pernyataan ini disampaikan oleh seorang warga Terunyan, I Ketut Jaksa.
Saat ditemui di lokasi kejadian, Jaksa mengatakan, bencana nahas yang menimpa kendaraan beroda empat APV dan seluruh penumpangnya itu kemungkinan disebabkan ada larangan yang dilanggar.
Menurut Jaksa, seorang korban selamat mengaku sempat diikuti oleh kakek bau tanah sepulang dari kuburan Terunyan.
"Dari penuturan salah seorang korban selamat, beliau menyebut bahwa ketika pulang dari kuburan Terunyan dan hendak menuju ke mobil, beliau melihat ada seorang kakek bau tanah yang mengikutinya," ujar Jaksa yang pernah menjadi pengurus Desa Terunyan, menyerupai dikutip dari Tribun Bali, Selasa (18/7/2017).
Selanjutnya, ketika akan menuju Penelokan, kendaraan beroda empat seketika berhenti di tengah tanjakan.
Tak lama, kendaraan beroda empat pribadi meluncur ke bawah dan masuk ke dalam danau.
Disebutkan bahwa lokasi kuburan Terunyan memang populer angker.
Berdasarkan penuturan Jaksa, warga setempat mempercayai bahwa ada larangan yang wajib dipenuhi ketika berkunjung ke kuburan tersebut.
Larangan itu antara lain, tidak membawa barang apapun yang berada di kuburan Terunyan.
Bahkan, memindah atau membersihkan lokasi kuburan juga menjadi pantangan.
"Segala barang yang ada di kuburan dihentikan dibawa, dipindah ataupun dibersihkan. Meski niat kita baik, yakni untuk membersihkan, belum tentu baik secara niskala," tutur Jaksa.
Selain itu, pengunjung juga tidak diperbolehkan bicara sembarangan dan harus dalam kondisi jasmani serta rohani yang bersih.
"Jangan hingga berbicara kotor ataupun bicara sembarangan menyerupai 'baunya nggak enak' meskipun amis itu karena amis sulfur dan sekalipun perkataan itu bercanda, itu tetap tidak boleh," imbuhnya.
Sebagai informasi, sebelumnya diberitakan sebuah kendaraan beroda empat APV yang berisi tujuh penumpang terjun masuk ke dalam Danau Batur, Desa Terunyan, Kintamani, Bali.
Melansir dari Tribun Bali, tujuan rombongan ini sejatinya hanya ingin berlibur.
Miftahul Jannah, seorang korban selamat menjelaskan bahwa pengalaman mengunjungi kuburan Terunyan yaitu kali pertamanya meski sudah sering berkunjung ke Bali.
Sekitar 20 menit mereka berada di daerah perkuburan Terunyan.
Saat hendak pulang, rombongan bertemu dengan pemandu wisata.
Pemandu wisata itu menunjukkan jalan melewati tanjakan tersebut.
Pada tanjakan pertama, kendaraan beroda empat yang mereka tumpangi sempat tak bisa naik, bahkan sempat mundur.
Namun, sehabis dicoba lagi, kendaraan beroda empat bisa melewati medan itu.
Kecelakaan terjadi ketika kendaraan beroda empat melewati tanjakan kedua.
Kejadian nahas ini menewaskan satu korban yang tak lain yaitu suami Miftah, Marpuah (65).
Hingga ketika ini, empat korban lainnya, termasuk Miftah, masih menjalani perawatan intensif.
Tiga korban yang dirawat antara lain, Cahaya (10), Dinda Najwa Kharisma (13), dan Kenzi (2).
sumber : tribunnews.com