NOVA.id - Perasaan tak menentu berkecamuk di dalam diri Nur. Sebab, di satu sisi ia masih mengharapkan suaminya, Subarna Ega, selamat dari ledakan dan kebakaran jago di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Di sisi lain, ia pun khawatir nasib suaminya setelah kepolisian menetapkan beliau sebagai tersangka.
Subarna merupakan tukang las yang diduga menjadi pemicu awal ledakan dan kebakaran di pabrik petasan PT Panca Buana Cahaya Sukses dengan korban tewas mencapai 48 pekerja pada Kamis (26/10) lalu.
Ia ditetapkan sebagai tersangka lantaran percikan api dari acara las yang dilakukannya menjadi penyebab ledakan dan kebakaran di pabrik tersebut.
Menurut Nur, suaminya tidak mampu serta merta disalahkan dari kejadian kebakaran pabrik petasan yang menewaskan 48 orang itu.
Sebab, Subarna Ega hanya menjalankan perintah peran dari atasannya untuk melaksanakan pengelasan.
Sementara, sebelumnya Subarna hanya bertugas sebagai sopir kendaraan beroda empat boks pengantar barang di kantor sentra PT Panca Buana Cahaya Sukses, Jalan Kamal Raya, Jakarta Barat.
"Ya kalau tersangka boleh tersangka, tapi beliau kan namanya orang pekerja disuruh sama bosnya, ya pasti kerja. Soalnya kan kerjaannya beliau kan bukan tukang las, tapi sopir," ungkap Nur.
Nur menceritakan, semenjak dua tahun lalu Subarna bekerja sebagai sopir kendaraan beroda empat boks pengantar material di kantor sentra PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Namun, alasannya operasional di kantor sentra sedang menurun, pada sekitar dua bulan lalu seorang atasan meminta beliau untuk melaksanakan pengelasan untuk proyek di pabrik dan gudang PT Panca di Kosambi, Tangerang.
Dan Subarna tidak mampu menolak undangan tersebut kendati ia tidak punya pengalaman teknik dan keselamatan dalam pengelasan.
"Ya beliau mau nolak bagaimana? Namanya orang kerja butuh, takut dipecat sama majikan. Ya terpaksa dilakuin," ujarnya.
Nur juga mengungkapkan, sebelum kebakaran terjadi di pabrik petasan tersebut, mata suaminya masih terluka tanggapan percikan api las sebelumnya.
Bahkan, Subarna sempat dirawat beberapa hari di RS Ciputra alasannya luka tersebut.
Menurut Nur, Subarna sempat pulang ke Desa Cililin untuk bertemu dengannya setelah dirawat.
Namun, Subarna kembali lagi ke Tangerang untuk bekerja setelah tiga hari beristirahat di rumah.
Dan Subarna pamit berangkat ke daerah bekerja di Tangerang dengan keadaan mata masih memerah.
Ia dan putra pertamanya, Asep Mulyana, tinggal di Mess Kamal Bisnis Center, Kelurahan Kamal, Jakarta Barat.
"Matanya masih merah, belum sembuh, tapi ya alasannya butuh. Mau gimana lagi," ungkap Nur.
Hamil Sembilan Bulan
Nur mengenang pertemuan terakhirnya dengan sang suami, Subarna Ega, terjadi di kampung halaman sekitar satu ahad sebelum kejadian kebakaran di pabrik kembang api PT Panca Buana Cahaya Sukses.
Ia tak mendapat firasat apapun sebelum kejadian nahas menimpa suami dan putra sulungnya itu.
"Yah saya sangat-sangat kaget setelah dapat kabar pabrik daerah suami dan anak saya meledak dan terbakar," ujar Nur sambil menunduk dan mengusap-usap perutnya yang membesar.
Yah, Nur menceritakan dirinya ketika ini tengah hamil sembilan bulan. Kelak, si cabang bayi akan menjadi anak pertama hasil pernikahannya dengan Subarna Ega.
Perempuan berhijab itu tampak mengusap-usap perutnya sembari melafalkan doa untuk kesehatan si cabang bayi.
Lantas, Nur pun menoleh ke arah putra sulungnya, Asep Mulyana, yang tengah terbaring di kasur ruang perawatan.
Ia berdoa semoga anak terbesarnya itu mampu pulih sebelum ia melahirkan pada sekitar final November ini.
"Alhamdulillah kata dokter kandungannya sehat. Tapi ya bapaknya belum ketemu hingga sekarang. Belum ada kabar sama sekali," ucap Nur seraya menitikkan air mata.
Menurutnya, bila suaminya ternyata telah meninggal, maka tinggal putra terbesarnya Asep Mulyana, satu-satunya keinginan yang akan membantu hidupnya nanti.
"Harapan saya cuma beliau aja (Asep). Mudah-mudahan beliau mampu lekas sembuh. Karena perkiraan dokter, final bulan November ini saya melahirkan," ujar Nur sambil menatap wajah putranya, Asep
Mulyana, yang mengalami luka bakar di lengan kanan dan sebagian wajah.
Nur menambahkan, dirinya bersyukur luka bakar sebanyak 15 persen di beberapa adegan badan Asep Mulyana terus membaik.
Ia kembali berharap anak terbesarnya mampu lekas pulih sebelum ia melahirkan.
"Alhamdulillah kemarin sudah selesai dioperasi. Lancar operasinya. Alhamdulillah biaya perawatannya dibayarkan pakai kartu BPJS-nya Asep," tukasnya. (*)
Gita Irawan/Tribunnews.com