Kematian model Rusia, Vlada Dzyuba, di tengah perhelatan Shanghai Fashion Week 2017 menunjukkan bahwa industri busana tidak baik-baik saja. Dzyuba meninggal alasannya yaitu kelelahan. Dzyuba yang masih 14 tahun itu mengidap meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang belakang). Dan kerja tanpa henti mengantarnya menjemput maut.
Meningitis, anoreksia, sampai depresi menjadi bayang-bayang yang menghantui para model. Sejak lama, model berada dalam kungkungan standar kecantikan yang mengharuskan mereka bertubuh kurus dan tinggi. Mereka kolam tak diberi kesempatan untuk sedikit berisi.
Menjalani profesi dengan diam membisu, para model hasilnya mulai berani meneriakkan keluhan mereka. Sudah cukup lama protes keras muncul atas penderitaan para model, namun yang paling signifikan disuarakan James Scully. Agen model ini mengkritik beberapa distributor yang membiarkan para model berdiri berjam-jam di balik panggung.
Teriakan Scully direspons lewat gerakan kolektif melalui laman model.com. Laman ini berisi testimoni para model yang mendapatkan perlakuan tak menyenangkan selama menjalani kariernya. Berikut rangkuman kumparan terkait catatan kehidupan para model.
Sidney Gaston: Memaksa Bekerja meski Sakit
Di London Fashion Week 2016, saya merasa mual dan sakit alasannya yaitu harus berjalan di atas panggung 90 menit tanpa henti. Aku telah bercerita kepada casting director, tak besar lengan berkuasa lagi untuk melanjutkan. Jika saya terus berjalan, saya bisa pingsan dan merintangi model lain yang hanya berjarak beberapa meter dariku.
Tapi ia menimpali, saya harus terus berjalan jikalau ingin dibayar. Pada akhirnya, saya tidak dibayar setelah itu. Mereka mengorbankan setiap energi untuk menciptakan produk, namun tidak satupun memikirkan para model. Industri ini menyampaikan glamor dan kesempurnaan --yang hanya berlaku satu sisi.
Aku awalnya senang alasannya yaitu mendapat kesempatan ini (di London Fashion Week 2016). Namun saya kemudian banyak mendengar dongeng model lain yang diperlakukan semena-mena oleh agensi dan merek yang menyewa mereka.
Ulrikke Hoyer: Dilarang Makan Sebelum Naik Panggung
Aku bangkit pukul 2 pagi dalam keadaan lapar. Sarapan dimulai pukul 6.30 yang porsinya sangat minim. Aku takut bertemu Alexia (agen Hoyer) dan beruntung alasannya yaitu ia gres tiba pukul 8 pagi saat piring saya telah dicuci.
Ketika ia menyapa selamat pagi kepadaku dan model lainnya, ia menatapku. Tatapannya kemudian tertuju ke meja di depanku. Tidak ada piring di atasnya. Dia kemudian mengecek apakah saya sarapan pagi atau tidak.
Malamnya, agenku menelepon dari Denmark, memberitahukan Louis Vuitton membatalkan kontrak. Alasan peniadaan kontrak disebutkan bahwa perutku sedikit membesar dan wajahku tak sesuai yang diharapkan.
Petra Zatkova: Modeling Menghancurkan Fisik
Aku memulai karier sebagai model pada usia 13 tahun. Sejak awal, saya diberi tahu bahwa pinggulku terlalu besar sehingga saya harus menurunkan berat badan. Padahal, tubuhku tidak pernah gemuk. Panggulku memang lebih lebar dengan struktur tulang yang berbeda dibanding model lain.
Setelah itu, saya selalu membenci tubuhku sendiri. Aku memang tidak pernah memiliki anoreksia atau bulimia, namun saya memaksa diriku terlalu kelaparan dari waktu ke waktu. Aku sadar bahwa ini duduk perkara umum yang dihadapi dunia modeling. Aku merasa sedang mengalami dismorfia (penyakit mental dengan gejala fokus obsesif pada kekurangan penampilan).
Aku berbicara kepada model lain yang tampak lebih kurus dibanding aku. Mereka bercerita bahwa tubuh mereka jauh lebih gemuk.
Modeling menghancurkanku secara fisik. Rambutku mulai rontok dan detak jantungku tidak normal tanggapan terlalu stres. Aku memutuskan untuk menyudahi ini semua. Aku telah menghabiskan banyak waktu untuk terus memikirkan berat tubuh dan kehilangan jati diriku.
Fernanda Ly: Terlilit Utang, Diberi Mimpi Palsu
Industri busana sangat dinamis dan bermodal keberuntungan tinggi, atau bahkan tidak sama sekali. Faktor utama kesuksesanmu berasal dari sesuatu yang ada sebelum kau lahir: tinggi fisik, jenis tubuh, bentuk muka, dan aspek fisik, dan lain-lain. Hal-hal genetis ini perlu kau pahami sebelum kau memanggil dirimu “model”.
Kesuksesan sebagai model sangat berafiliasi dengan tubuh. Ketika kau gagal merawat tubuh, maka waktumu habis. Akan ada model gres yang datang dan menggantikanmu. Tentu, mereka datang dengan penderitaan serupa.
Banyak model terjebak dalam kehidupan semacam ini terlalu lama. Mereka dikontrak layaknya budak. Aku benar-benar tahu bagaimana mereka tidak dibayar sepeser pun alasannya yaitu alasan pajak, komisi agensi, dan nilai tukar mata uang. Perempuan-perempuan ini diberi makan oleh angan-angan.
Aku banyak melihat kehidupan para model yang tinggal di pedesaan setelah mereka pensiun. Mereka pulang tanpa bendera kesuksesan alasannya yaitu terlilit utang berlimpah.
Anonim: Depresi dalam Sorotan Catwalk
Aku melihat permasalahan terbesar dalam dunia industri busana yaitu eksploitasi gadis berusia di bawah 18 tahun. Mereka berjalan di atas catwalk saat tubuh belum menyelesaikan fase pubertas. Setelah itu, distributor dan perusahaan menuntutmu untuk memiliki tubuh di layaknya gadis 14 tahun.
Ini sangat mengerikan alasannya yaitu kondisi tubuh para model tidak sehat. Agen akan terus menuntutmu, melarang para model memiliki tubuh lebar. Pinggul tidak boleh lebih dari 43 inci.
Budaya tersebut sangat membahayakan para gadis alasannya yaitu mereka akan merasa tertekan dengan kewajiban ini --yang tidak bisa mereka tanggung di usia mereka.
Hidup para model terang tak semudah lenggak-lenggok mereka di atas catwalk.